Kamis, 17 Mei 2012

MEMILIH JENIS KELAMIN ANAK LAKI-LAKI, ATAU WANITA Dr. WADDA A. UMAR,MD

\
Sejak dahulu kala, banyak yang beranggapan bahwa anak laki-laki mempunyai nilai lebih dibanding wanita. Kehadiran anak laki-laki lebih diharapkan dari pada wanita, sehingga mereka memohon kepada Allah swt, agar diberikan keturunan laki-laki. Menjelang kelahiran, para keluarga menantikan kelahiran bayi dengan penuh harapan dan kecemasan. Bila yang dilahirkan anak wanita, kekecewaan akan dirasakannya. Mereka cemas dan malu kepada tetangga, bahkan ada yang membuangnya. Bila yang lahir laki-laki, mereka akan menyambutnya dengan suka cita, sebagaimana yang diceritakan Allah swt dalam Al-Qur’an.

DALIL 15
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar tentang (kelahiran ) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburnya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan” (An-Nahl : 58-59)

Wanita dalam pandangan Islam memiliki kedudukan yang sama dengan pria. Kelak, anak wanita bila telah dewasa akan memikul tanggung jawab yang besar, baik tanggung jawab terhadap dirinya sendiri sebagai wanita, tanggung jawab kepada Allah sebagai hamba Allah, tanggung jawab terhadap suami, tanggung jawab sebagai ibu yang harus mendidik dan membesarkan anak-anaknya, dan tanggung jawab sebagai muslimah yang ikut andil pula dalam pendidikan dan da’wah islamiah.
Dengan sangat banyaknya beban yang harus dipikul seorang wanita kelak, maka sejak dalam kandungan, orang tua harus mempersiapkannya dengan baik tanpa membeda-bedakan dengan anak laki-laki. Bahkan barangsiapa yang memelihara anak wanita, kemudian ia merawat dan mendidiknya, maka ia akan masuk Surga, sebagaimana sabda Rasulullah,

DALIL 16,
“Barangsiapa mempunyai tiga orang anak wanita, kemudian ia bersabar terhadap mereka, memberikan minum dan pakaian kepada mereka dari hartanya, maka mereka itu akan menjaga baginya dari api neraka’.(HR. Imam Ahmad).

Anak Laki-laki atau Wanita
Salah satu tujuan pernikahan adalah memperoleh keturunan. Rasanya rumah tangga belumlah lengkap tanpa kehadiran anak. Namun adakalanya sudah memiliki anak, tetapi karena anaknya mempunyai jenis kelamin yang sama, baik wanita semua maupun laki-laki semua, maka ia menganggap keluarganya belum lengkap.
Sebenarnya yang menentukan jenis kelamin anak adalah kromosom yang tersusun oleh unsur-unsur yang disebut gen. Gen adalah suatu partikel yang membawa sifat keturunan seseorang. Gen tersusun oleh asam deoksiribonukleat (DNA). Setiap gen memiliki tugas sendiri-sendiri, ada gen yang bertugas mengatur bentuk hidung, bentuk wajah, tinggi badan, warna kulit, bentuk rambut, dan lain-lainnya, tergantung pada sifat orang tuanya. Gen juga dapat menentukan menurun atau tidaknya penyakit serta kelainan genetik dari orang tua ke anak atau cucunya. Yang penting adalah gen berperan dalam menentukan jenis kelamin anak.
Sejak dalam kandungan, sebenarnya jenis kelamin anak sudah ditentukan oleh Allah swt. Sel-sel sperma dan sel telur masing-masing mempunyai gen, dan gen menempati lokasi tertentu di dalam kromosom, kromosom terdapat di dalam inti sel. Pada manusia baik pria maupun wanita mempunyai 46 buah (23 pasang) kromosom. Kromosom tersebut yang 23 buah berasal dari bapak dan 23 buah dari ibu. Masing-masing kromosom tersebut, terdiri dari 22 kromosom biasa yang disebut kromosom otosom dan satu pasang kromosom seks. Pria mempunyai satu pasang kromosom seks yang berlainan, yaitu kromosom X atau Y. Jadi pria mempunyai 22 kromosom otosom dan sebuah kromosom seks X atau sebuah kromosom seks Y. maka kromosom pada pria diberi simbul kromosom XY. Sedangkan wanita mempunyai 22 kromosom otosom dan dua buah kromosom seks X (wanita tidak mempunyai kromosom seks Y). Maka kromosom wanita diberi simbul kromosom XX.
Pada saat pembuahan sel telur oleh sel spermatozoa (sel spermatozoa terdapat didalam sperma), kedua kromosom juga ikut melebur menjadi satu. Akan terbentuk anak wanita apabila spermatozoa dengan kromosom X membuahi sel telur dengan kromosom X. Sebab kromosom X dari sperma akan berpasangan dengan kromosom X dari sel telur yang membentuk kromosom XX. Tetapi apabila spermatozoa dengan kromosom Y membuahi sel telur dengan kromosom X maka terbentuklah pasangan kromosom XY. Itu berarti janin mempunyai jenis kelamin laki-laki.
Rasulullah saw, telah menjelaskan tentang penciptaan anak laki-laki dan wanita, dengan sabdanya dalam sebuah hadis,

DALIL 17

“Maa laki-laki (sperma) berwarna putih dan maa wanita (telur/ovum) berwarna kekuningan. Apabila keduanya bercampur kemudian sel (spermatozoa) laki-laki (Y) lebih kuat dibanding wanita (X), maka tercipta anak laki-laki dengan izin Allah. Sedangkan bila (spermatozoa) wanita (X) lebih kuat dari pada spermatozoa laki-laki (Y), maka tercipta anak wanita dengan izin Allah Swt”. (HR. Sahih Muslim)

Karena yang mempunyai kromosom Y hanya pria, maka prialah yang menentukan jenis kelamin seseorang.
Berdasarkan sifat-sifat spermatozoa yang berbeda dengan sel telur, maka para ahli telah menemukan beberapa cara untuk memilih jenis kelamin anak sesuai dengan yang diinginkan.

Dengan Cara Mengatur Jenis Makanan
Ibu yang banyak makan makanan yang mengandung kalium dan natrium, lebih besar kemungkinan melahirkan anak laki-laki. Sedangkan makanan yang banyak mengandung kalsium dan magnesium lebih besar kemungkinan untuk melahirkan anak wanita. Karena itu bila ibu ingin mendapatkan anak laki-laki, dianjurkan untuk banyak makan yang mengandung kalium dan natrium seperti garam, buah-buahan, juice, the, kopi, ikan tawar, ikan laut, dan sebaginya. Sebaliknya bagi yang menginginkan anak wanita, makanan seperti kacang-kacangan, susu, serta chocolate yang bebas garam sangat dianjurkan untuk dimakan. Makanan ini dimakan selama satu setengah bulan sebelum saat pembuahan yang direncanakan.

Dengan Cara Mengatur Keasaman Vagina
Cara ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa sebelum terjadi ovulasi, cairan vagina bersifat asam yang dapat membunuh kromosom Y, tetapi tidak membunuh kromosom X. Di saat ovulasi atau sesudah ovulasi cairan vagina tetap dalam suasana basa sehingga kromosom Y tidak mati. Maka berdasarkan metode ovulasi dapat diperkirakan pasangan kromosom seks yang bertemu, misalkan X dengan X atau X dengan Y. Bila senggama dilakukan sebelum ovulasi maka kromosom Y mati dan terbentuklah pasangan kromosom XX yang akan membentuk calon anak wanita. Sedangkan bila senggama dilakukan pada saat atau sesudah ovulasi, kromosom Y tetap hidup dan kemungkinan akan berpasangan dengan kromosom X dan terbentuklah anak laki-laki dengan kromosom XY.
Selain itu untuk membuat agar vagina menjadi asam, maka dianjurkan pemakaian vaginal douche (obat pencuci vagina), sesaat sebelum melakukan hubungan bila menginginkan anak wanita. Caranya adalah dengan membuat larutan asam/cuka yang sudah diencerkan (2 sendok makan dimasukkan dalam satu liter air). Sedangkan bila menginginkan anak laki-laki, maka vagina dibuat basa dengan membuat larutan alkali/sodium bikarbonat encer, yaitu dengan cara 2 sendok tepung soda dimasukkan dalam satu liter air. Kemudian larutan tersebut dipakai untuk mencuci vagina.

Dengan Cara Mengatur Waktu Hubungan Seks
Dari penelitian diketahui bahwa spermatozoa Y lebih gesit dan mudah bergerak dibanding spermatozoa X, tetapi hanya dapat bertahan selama kurang lebih 1-2 hari dalam kandungan. Oleh sebab itu hubungan seksual yang dilakukan tepat saat ovulasi, kemungkinan besar menghasilkan anak laki-laki, sedangkan hubungan yang dilakukan 2-3 hari menjelang saat ovulasi kemungkinannya lebih besar terjadi anak wanita.

Dengan Cara Mengatur Makanan, Keasaman Vagina, serta Waktu Hubungan Seks
Bila menginginkan jenis kelamin anak tertentu, dianjurkan kepada suami istri, bila mengharapkan anak laki-laki untuk melakukan hubungan seksual saat ovulasi, memakai douche alkali sebelum hubungan, mengusahakan agar saat ejakulasi suami bisa bersamaan dengan orgasme istri, dan diet alkalis satu setengah bulan sebelum ovulasi.
Bila menginginkan anak wanita, hendaknya melaksanakan hubungan seksual 2-3 hari sebelum saat ovulasi, memakai douche asam sebelum hubungan, mengusahakan agar istri tidak orgasme, dan diet asam satu setengah bulan sebelum ovulasi.

Dengan Cara Pemisahan Sperma.
Cara ini hanya dapat dilakukan di rumah sakit, yaitu dengan memisahkan sperma yang mengandung spermatozoa X dan spermatozoa Y. kemudian dilakukan pembuahan dengan sel telur sesuai dengan jenis kelamin anak yang diinginkan. Diambil spermatozoa X bila ingin anak wanita, dan spermatozoa Y bila menginginkan anak laki-laki.

Dengan Cara Menyesuaikan Haid Terakhir dan Usia Ibu.
Bila menginginkan anak yang berjenis kelamin tertentu dengan menggunakan cara ini, harus terlebih dahulu diketahui bulan terjadinya Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Kemudian mencocokkan bulan Haid Terakhirnya dengan usia ibu saat haid terakhirnya (lihat tabel 2 dibawah).
Cara Pemakaiannya adalah:
1. Bila ingin mengetahui perkiraan jenis kelamin anak yang dikandungnya (ibu dalam keadaan hamil), maka ibu hamil harus mengetahui HPHT-nya, kemudian mencocokkan dengan usia ibu saat terjadi HPHT, dengan melihat tabel 2.
Contoh,
Bila ibu hamil berusia 30 tahun pada bulan Oktober, sedangkan HPHT-nya bulan Oktober, maka berdasarkan tabel 2, kemungkinan jenis kelamin anaknya adalah laki-laki.
2. Bila menginginkan jenis kelamin tertentu pada kehamilan mendatang (ibu dalam keadaan tidak hamil), maka,
a. Melihat tabel 2, HPHT pada bulan apakah yang memungkinkan jenis kelamin tertentu, sesuai dengan usia ibu saat HPHT.
b. Kemudian ibu mengusahakan agar bulan tersebut merupakan haidnya yang terakhir.(setelah bulan itu tidak boleh haid).
c. Agar tidak haid, maka pada bulan tersebut ia harus hamil.
Contoh,
Wanita berusia 30 tahun, ia menginginkan anak laki-laki, maka,
1. Melihat tabel 2, ternyata pada usia 30 tahun, kemungkinan mempunyai anak laki-laki adalah bila HPHT-nya jatuh pada bulan 1 (Januari), 10 (Oktober) dan 12 (Desember). Misalkan diambil contoh bulan Oktober.
2. Maka ia harus mengusahakan agar bulan Oktober merupakan haidnya yang terakhir. (September dan Oktober masih haid, tetapi Nopember sudah tidak haid).
3. Agar bulan Nopember tidak haid, ia harus sudah hamil setelah haidnya bulan Oktober habis. Untuk itu ia harus melakukan hubungan seks pada masa subur setelah haidnya habis di bulan Oktober.Untuk mengetahui kapan masa subur itu, dapat dibaca pada “Menunda Kehamilan Secara Alami” di bagian bawah bab ini.

Tabel. Memperkirakan jenis kelamin anak berdasarkan HPHT dan usia ibu.
USIA IBU
(TAHUN) Hari pertama pada haid yang Terakhir (HPHT), dalam bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

18 tahun
19 tahun
20 tahun
21 tahun
22 tahun
23 tahun
24 tahun
25 tahun
26 tahun
27 tahun
28 tahun
29 tahun
30 tahun
31 tahun
32 tahun
33 tahun
34 tahun
35 tahun
36 tahun
37 tahun
38 tahun
39 tahun
P
P
P
L
P
L
L
P
L
P
L
P
L
L
L
P
P
L
P
L
P
L
L
P
L
P
L
L
L
L
P
L
P
L
P
P
P
L
L
L
L
P
L
P
P
L
P
P
L
P
L
P
L
P
L
P
P
L
L
P
P
P
L
L
P
L
L
P
L
P
P
L
L
P
P
L
P
L
P
P
P
L
P
L
P
L
L
L
L
P
L
P
L
L
P
L
P
P
P
L
P
P
P
P
L
P
L
P
L
L
L
L
L
P
P
P
L
P
L
P
P
L
P
P
P
P
L
P
P
L
P
P
L
P
L
P
P
L
L
L
P
L
L
L
P
P
P
P
L
P
P
P
L
P
L
P
L
P
L
P
P
L
L
L
L
L
P
P
P
L
L
L
P
L
P
L
L
P
L
P
P
P
P
L
P
L
L
L
P
P
P
P
L
P
L
P
L
P
L
P
P
P
P
P
P
L
P
P
L
P
L
P
P
P
L
P
P
L
P
L
L
L
L
P
P
P
P
L
P
L
P
P
P
L
L
P
L
P
L
P
L
P
L
L
L
P
P
P
P
L
P
L
P
P
L
L
L
L
P
L
P
L
P
P

Keterangan tabel :
HPHT = Hari pertama pada haidnya yang terakhir (dalam bulan), misalnya ibu haidnya yang terakhir adalah tanggal 29 Agustus sampai 3 September (selama 5 hari), Sedang akhir September sudah tidak haid lagi, Maka HPHT-nya adalah tanggal 29 bulan 8 (agustus). Tanggal 29 adalah hari pertama.
L = Perkiraan Anak Laki-laki
P = Perkiraan Anak Wanita
1 = Bulan Januari
2 = Bulan Februari, dan seterusnya

Akhirnya, karena cara-cara untuk mendapatkan jenis kelamin anak dengan menggunakan cara-cara di atas masih dalam penelitian ilmu kedokteran dan memerlukan pengembangan lebih lanjut, maka pasangan suami istri diharapkan tidak mempercayainya seratus persen. Usaha diperbolehkan, namun keputusan akhir tetap milik Allah Swt. Sebab hanya Allah-lah Yang menentukan sesuai dengan kekuasaan-Nya.

Dalil 18 a

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.

f. Menunda Kehamilan Dengan Cara Alami
Sebagai orang beriman, suami istri dituntut untuk selalu siap menghadapi kehamilan, baik itu kehamilan yang dikehendaki, karena memang mereka mengharapkan kehadiran seorang bayi, atau kehamilan yang tidak atau kurang dikehendaki, misalnya karena anaknya sudah terlalu banyak, atau ia menganggap dirinya belum siap memelihara anak. Bila terjadi kehamilan, orang tua harus menerimanya dengan ikhlas, serta memelihara kandungannya dengan kasih sayang yang tulus.
Walaupun sebenarnya menunda kehamilan, yang akan berakibat berkurangnya jumlah anak itu tidak diharapkan Sunah Rasulullah yang menganjurkan agar banyak anak, namun kadang-kadang beberapa pasangan disarankan untuk tidak hamil terlebih dahulu dengan cara menunda kehamilan berikutnya, dengan alasan-alasan tertentu, misalnya wanita yang pernah melakukan operasi bedah sesar (seksio sesaria), wanita yang sering mengalami keguguran (abortus), atau wanita dengan penyakit tertentu yang mengganggu kehamilannya. Pada wanita-wanita tersebut dengan menunda kehamilan diharapkan dapat memperbaiki fungsi rahim dan keadaan tubuh secara umum, sehingga kelak diharapkan janin dalam kandungannya dapat tumbuh dan berkembang sebaik mungkin.
Rasulullah saw, bersabda,

Dalil 13 B

“Nikahilah olehmu wanita-wanita yang banyak melahirkan anak dan penuh kecintaan. Karena sesungguhnya aku ingin mempunyai banyak umat dengan kamu sekalian”. (H.R. Abu Daud, An-Nasa’I, dan Al-Hakim)

Banyak cara yang dipakai untuk menunda kehamilan. Ada cara menunda kehamilan dengan menggunakan obat, seperti dengan pil KB, suntik KB, implan atau susuk. Ada yang memakai alat seperti spiral (IUD) atau dengan kondom. Ada juga yang melakukan operasi seperti operasi pemotongan saluran telur yang disebut tubektomi, dan pemotongan saluran sperma yang disebut vasektomi. Namun ada pula yang menggunakan cara alamiah, artinya tanpa obat, alat dan tanpa operasi. Beberapa cara yang dipakai untuk menunda kehamilan secara alami, adalah dengan cara melihat kalender, melihat lendir yang keluar dari vagina, menghitung suhu basal, serta menggunakan gabungan cara-cara di atas. Cara ini disebut alami karena tanpa obat, tanpa alat, tanpa operasi, dan tidak menimbulkan efek samping.
Menunda kehamilan secara alami didasarkan atas kemampuan seorang wanita dalam menentukan masa subur atau masa tidak subur. Sebab setiap bulannya dalam satu daur atau siklus haid selalu ada masa subur dan tidak subur. Saat haid dan beberapa hari setelah haid merupakan masa tidak subur. Kemudian disusul masa subur yang hanya berlangsung 1 hingga 3 hari, lalu beberapa hari kemudian hingga datangnya haid merupakan masa tidak subur. Begitu seterusnya dan selalu berulang setiap bulan.

Dengan Cara Melihat Kalender
Menunda kehamilan dengan cara melihat kalender adalah dengan memperhatikan hari subur atau masa subur berdasarkan catatan daur atau siklus haid selama 6-12 bulan sebelumnya. Untuk mengingat haid selama setengah hingga satu tahun sebelumnya, hendaknya para wanita mencatat haidnya setiap bulan pada kalender. Kemudian dengan melihat kalender para wanita dapat menentukan masa suburnya.
Hari paling awal saat wanita dianggap sudah subur dihitung dari panjang daur haid terpendek dikurangi 18 hari. Hari terakhir saat wanita masih dianggap subur ditentukan dari daur yang terpanjang dikurangi 11 hari.
Contoh, seorang wanita mempunyai daur haid yang berbeda tiap bulan. Daur terpendek ternyata 25 hari dan daur terpanjang 31 hari. Maka hari pertama masa suburnya adalah hari ketujuh dari daurnya (25 dikurangi 18 sama dengan 7), dan hari terakhir masa suburnya adalah hari kedua puluh daurnya (31 dikurangi 11 sama dengan 20). Dengan demikian masa suburnya diperkirakan antara hari ke 7 sampai hari ke 20 daurnya. Maka ia harus menghindari hubungan seks pada masa ini bila tidak ingin hamil. Sebaliknya bila ingin hamil harus melakukan hubungan seks pada saat itu.

Masa subur adalah :
Dimulai dari siklus haid terpendek dikurangi 18, berlangsung hingga siklus haid terpanjang dikurangi 11


Tabel : Menentukan masa Subur dengan cara melihat kalender

A. MULAINYA MASA SUBUR
Lamanya daur haid terpendek Hari pertama masa subur
21 hari
22 hari
23 hari
24 hari
25 hari
26 hari
27 hari
28 hari
29 hari
30 hari
31 hari
32 hari
33 hari
34 hari
35 hari Hari ke- 3
Hari ke- 4
Hari ke- 5
Hari ke- 6
Hari ke- 7
Hari ke- 8
Hari ke- 9
Hari ke- 10
Hari ke- 11
Hari ke- 12
Hari ke- 13
Hari ke- 14
Hari ke- 15
Hari ke- 16
Hari ke- 17


B. BERAKHIRNYA MASA SUBUR
Lamanya daur haid terpanjang Hari terakhir masa subur
21 hari
22 hari
23 hari
24 hari
25 hari
26 hari
27 hari
28 hari
29 hari
30 hari
31 hari
32 hari
33 hari
34 hari
35 hari Hari ke- 10
Hari ke- 11
Hari ke- 12
Hari ke- 13
Hari ke- 14
Hari ke- 15
Hari ke- 16
Hari ke- 17
Hari ke- 18
Hari ke- 19
Hari ke- 20
Hari ke- 21
Hari ke- 22
Hari ke- 23
Hari ke- 24

Oleh karena itu, wanita yang menggunakan cara ini harus memperhatikan beberapa hal,
1. Harus mempunyai catatan tentang lama daur haidnya sekurang-kurangnya 6 bulan, atau lebih baik bila mempunyai catatan lama daur haidnya selama satu tahun penuh. Catatan tentang daur haidnya itu ditulis di kalender.
2. Bila tidak ingin hamil, maka tidak boleh melakukan seks pada saat masa subur. Masa subur adalah dimulai dari daur terpendek dikurangi 18 hari, sampai daur terpanjang dikurangi 11 hari.
3. Bila ingin hamil, maka harus melakukan seks pada saat masa subur.

Dengan Cara Melihat Lendir Vagina
Menunda kehamilan dengan cara ini adalah dengan melihat lendir yang keluar dari vagina (yang disebut juga cara lendir serviks atau cara ovulasi Billing). Bila ingin memakai cara ini, hendaknya seorang wanita selalu mengamati perubahan ciri lendir yang dikeluarkan dari serviks rahim ke lubang vagina sepanjang daur haid. Hampir semua wanita merasakan kering di dalam liang senggama (vagina) selama beberapa hari setelah haid. Saat terasa kering disebut masa kurang subur atau masa tak subur awal. Kemudian akan disusul dengan keluarnya lendir lengket selama beberapa hari dan saat ini liang senggama terasa semakin basah. Hari terakhir terasa basah atau lincir ini disebut hari puncak, yang terjadi saat kadar hormon estrogen paling tinggi. Sesudah itu, lendir serviks menjadi sangat encer, jernih atau keruh, dan tampak seperti putih telur mentah. Setelah hari puncak, lendir segera berubah menjadi kental akibat pengaruh hormon progesteron. Mungkin juga lendir hilang sama sekali dari vagina dan wanita merasa kering lagi di dalam vaginanya.
Masa subur dimulai dari munculnya lendir encer, dan berakhir pada hari ketiga setelah hari puncak lendir encer. Masa tak subur akhir atau pasca ovulasi dimulai pada hari keempat setelah hari puncak sampai dengan hari pertama haid berikutnya.

Masa subur adalah : Dimulai dari munculnya lendir encer, dan berakhir pada hari ketiga setelah hari puncak lendir encer.
Hari puncak lendir adalah : Hari terakhir terasa basah atau lincir.

Adapun bagi wanita yang tak ingin hamil, harus memperhatikan hal-hal dibawah ini ;
1. Selama masa tak subur awal, wanita harus menghindari hubungan seks pada :
a. Selama haid
b. Hari-hari kering setelah haid (sampai dua-tiga hari setelah haid berakhir)
2. Wanita harus menghindari hubungan seks mulai saat keluarnya lendir sampai tiga hari penuh sesudah hari puncak (masa subur). Hari puncak merupakan hari terakhir saat masih ada lendir lincir, mulur, jernih atau keruh. Kemudian diikuti dengan perubahan mendadak menjadi lengket, kental, atau terasa kering.
3. Masa tidak subur adalah semua hari, mulai hari keempat sesudah hari puncak sampai akhir daur haid.
4. Pasangan yang tidak ingin hamil, mereka harus menghindari hubungan seks mulai hari keluarnya lendir serviks yang encer sampai tiga hari penuh sesudah hari puncak. Selain itu juga harus menghindari hubungan seks beberapa hari selama masa awal kering sebab air mani yang tersisa dapat disangka lendir.
Sedangkan bila ingin hamil, maka wanita dapat melakukan hubungan seks pada saat keluarnya lendir yang basah hingga tiga hari setelah hilangnya lendir basah.

GAMBAR 1


Dengan Cara Mengukur Suhu Basal Tubuh
Dengan mencatat atau mengukur suhu basal (atau disebut cara suhu tubuh) dapat dipakai untuk menunda kehamilan. Cara yang dipakai adalah dengan mengukur suhu tubuh yang terjadi segera setelah ovulasi. Suhu tubuh yang diukur adalah suhu basal. Sedangkan suhu basal adalah suhu yang diukur pada seseorang yang baru bangun tidur dan belum melakukan kegiatan apapun.
Pada saat menjelang ovulasi, suhu badan wanita akan menurun. Kurang dari 24 jam sesudah ovulasi, suhu badan akan naik lagi sampai tingkat yang lebih tinggi dari pada suhu sebelum ovulasi. Suhu ini akan tetap tinggi sampai keluarnya darah haid berikutnya. Masa tak subur sesudah ovulasi seorang wanita dimulai pada hari ketiga setelah perubahan suhu terlihat.
Bagi wanita yang ingin menunda kehamilan dengan memakai cara ini, ia harus mencatat suhu tubuhnya setiap hari agar ia dapat mengenali masa tak suburnya setiap daur haid. Ia harus menghindari hubungan seks sampai hari ketiga setelah suhu tubuh meningkat.
GAMBAR 2
Masa subur adalah :
Diawali dari mulai turunnya suhu tubuh, dan berlangsung hingga hari ketiga setelah suhu mulai naik lebih tinggi.


Suhu tubuh diukur setiap hari sesudah haid berakhir sampai mulainya haid berikutnya. Pengukuran dilakukan sewaktu bangun tidur pagi hari sebelum melakukan kegiatan apa-pun dengan memasukkan termometer ke dalam mulut dibawah lidah selama lima menit.

Dengan Cara Mengukur Suhu dan Melihat Gejala
Cara ini menggunakan gabungan antara pencatatan suhu tubuh, pengamatan ciri lendir serviks, serta bersamaan dengan tanda atau gejala ovulasi seperti nyeri payudara, nyeri di tengah haid, atau adanya rasa tak nyaman di perut sekitar saat ovulasi. Wanita yang ingin menunda kehamilan dengan cara ini juga harus mengamati perubahan kekenyalan dari serviks, atau sekaligus memanfaatkan cara kalender dalam menjalankan cara ini.
Beberapa hal yang harus diperhatikan bila ingin menggunakan cara ini adalah,
1. Menentukan masa awal tak subur, yaitu pada :
a. Selama enam hari pertama daur haid (hari pertama haid hingga hari ke enam), asalkan sebelumnya, daur wanita tersebut memperlihatkan pola lendir subur dan ciri bifasik (penurunan suhu mendadak yang diikuti kenaikan suhu mendadak) pada suhu dasarnya (misalnya jika suhu beranjak meningkat pada tengah daur setinggi 0,2 – 0,5 C dan tetap pada ketinggian itu sampai keluarnya haid berikutnya).
b. Pada hari-hari kering sesudah haid sampai munculnya lendir yang encer.
2. Masa subur adalah mulai saat keluarnya lendir serviks encer sampai hari ketiga setelah naiknya suhu atau hari keempat sesudah lendir puncak, tergantung yang mana yang terakhir datangnya.
3. Bila ingin hamil, ia harus melakukan hubungan seks saat masa subur. Sedangkan bila tak ingin hamil, ia harus menghindari hubungan seks selama masa subur. Saat tidak subur ia boleh melakukan hubungan seks.

Gambar 3

Menghindari kehamilan atau mengharapkan kehamilan dengan menggunakan cara-cara di atas belum tentu berhasil. Dan usaha apapun yang dilakukan untuk menunda kehamilan, tetapi bila Allah menghendaki terjadinya kehamilan, maka tiada seorangpun yang dapat mencegahnya, seperti yang diungkapkan Rasulullah saw dalam sebuah hadits,

DALIL 14

“Tidak setiap maa (sel kelamin) dapat berkembang menjadi anak. Bila Allah menghendaki menciptakan sesuatu, maka tak ada satupun yang dapat mencegahnya”(HR. Muslim)
dr.Wadda A.Umar0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar